DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Desain Dan Struktur Organisasi
NAMA : - CAHYANING ARI RAMANDANI
- DWI PANJI WINDIARTO
- IRDIANNATA YORGAHADY
- ISMAYANTO ARYO HADI
- MOCHAMMAD PANJI PURNAMA
- RACHMAT SANDHIWIJAYA
KELAS : 2KA29- DWI PANJI WINDIARTO
- IRDIANNATA YORGAHADY
- ISMAYANTO ARYO HADI
- MOCHAMMAD PANJI PURNAMA
- RACHMAT SANDHIWIJAYA
KELOMPOK : IV
Desain dan Struktur Organisasi
Dimensi Struktur Organisasi
Empat desain
keputusan (pembagian kerja, pendelegasian
kewenangan, pembagian departemen, dan rentang
kendali) menghasilkan struktur organisasi. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
a. Formalisasi mengacu
derajat
di mana
segala
harapan
mengenai cara dan tujuan
pekerjaan dirumuskan,
ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur
dan aturan yang ketat dalam
setiap kegiatan/pekerjaan di dalam
organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin
ketat pula aturan
dan
prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi
kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi,
pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
b. Sentralisasi
merupakan
dimensi struktur organisasi
yang mengacu
pada
derajat di
mana
kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi
dengan empat desain keputusan adalah
sebagai berikut yaitu semakin tinggi pesialisasi kerja,
semakin
besar sentralisasi, semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin
besar sentralisasi, semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, semakin luas rentang kendali, dan semakin besar sentralisasi.
c. Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau
unit
yang berbeda dalam organisasi.
Para peneliti dan
praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan
pemahaman mengenai
hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya.
Departementalisasi
Departementalisasi adalah
upaya mengelompokan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas
dan hubungan
yang
serupa dan
logis dapat diselenggarakan secara serempak. Divisi tenaga kerja menghasilkan
spesialis yang memerlukan koordinasi. Koordinasi ini difasilitasi dengan mengelompokkan para spesialis bersama-sama dalam sejumlah departemen.
Terdapat dua dasar departementalisasi adalah:
a. Departementalisasi
Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan
fungsi-fungsi yang
sama atau kegiatan-kegiatan (tugas) sejenis untuk membentuk
suatu satuan
organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan
dan
kedudukan fungsi- fungsi utama,
menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi
dan memungkinkan
pegawai manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan
fungsional mempunyai
berbagi kelemahan yaitu struktur fungsional dapat menciptakan konflik
antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan pada kepentingan
tugas-
tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
b. Departementalisasi
Divisional
Organisasi divisional dapat mengikuti
pembagian divisi-divisi atas
dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk setiap departemen bertanggung
jawab atas
suatu produk atau
sekumpulan produk yang berhubungan
(garis
produk). Divisionalisasi produk
adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk
mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah, regional atau geografis adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat di mana operasi berlokasi atau
dimana satuan- satuan organisasi menjalankan
usahanya. Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci yaitu meletakkan
koordinasi dan wewenang
yang
diperlukan pada tingkat yang
sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat, merempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas, dan
tempat latihan yang baik
bagi para manajer strategik. Kelemahan- kelemahan
struktur organisasi divisional antara lain
adalah masalah
duplikasi sumber daya dan
peralatan ang tidak perlu, dan dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi.
Perusahaan yang melakukan departementalisasi diuntungkan dengan
pembagian kontrol dan koordinasi pada perusahaan
tersbeut. Wilayah kekuasaan dan tanggung
jawab dipersempit sehingga untuk memimpinnya menjadi lebih mudah.
Model-model Desain Organisasi
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme
formal pengelolaan
suatu
organisasi yang menunjukkan kerangka dan
susunan perwujudan
pola
tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Model organisasi berdasarkan
atas desain organisasi menurut Gibson (1994) ada 2 macam
yaitu:
a. Model organisasi mekanistik
Model organisasi mekanistik yaitu model yang menekankan
pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah
prinsip yang berkaitan dengan
fungsi
pimpinan
untuk mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan
pemahaman model mekanistik yaitu:
Prinsip Spesialisasi
Sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga individu dan kelompok.
Prinsip Kesatuan Arah
Semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian.
Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab
Manager harus mendapat pendelegasian wewenang yang cukup untuk melaksanakan
tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya.
Prinsip Rantai Skalar
Hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah
rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan peringkat paling rendah. Rantai skalar adalah
jalur keseluruhan komunikasi vertikal dalam sebuah organisasi.
Birokrasi mempunyai berbagai arti. Secara tradisional istilah ini mengacu pada konsep ilmu politik tentang
pemerintahan. Akan
tetapi menurut Max Weber, struktur birokratik ialah struktur yang lebih
unggul bila dibandingkan dengan struktur lainnya. Weber yakin bahwa
untuk mencapai manfaat desain
birokratik secara maksimum harus memiliki karakteristik berikut yaitu:
Semua tugas dibagi-bagi menjadi pekerjaan yang sangat dispesialisasi.
Setiap tugas dilaksanakan menurut sistem pengaturan abstrak guna menjamin keseragaman dan koordinasi berbagai tugas yang berbeda.
Setiap anggota atau kantor organisasi hanya bertanggung jawab atas prestasi kerja kepada satu
manajer.
Setiap pegawai organisasi berhubungan dengan pegawai lain dan para klien secara impersonal dan
formal.
Pekerjaan dalam organisasi birokratik didasarkan atas
kualifikasi teknis
dan terlindung dari pemberhentian secara sewenang-wenang.
Model mekanistik
sangat efisien karena karakteristik strukturnya. Model ini sangat kompleks karena menekankan pada spesialisasi kerja, sangat disentralisasikan karena menekankan wewenang dan tanggung
jawab, sangat formal karena menekankan
fungsi sebagai dasar utama departementalisasi.
Karakteristik dan praktek organisasi ini mendasari
model organisasi yang diterapkan secara luas.
Namun, model mekanistik bukan satu-satunya model yang diterapkan.
b. Model organisasi organik
Model organisasi organik menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan
perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.
Model organisasi organik kontras dari model mekanistik. Karakteristik dan praktek organisasi yang mendasari model organik
sama sekali berbeda dari karakteristik
dan
praktek
yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua model itu berasal dari kriteria keefektifan yang berbeda yang
ingin
diusahakan
sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika model
mekanistik
berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik
berusaha untuk mencapai keluwesan dan
keadaptasian
yang maksimum. Organisasi organik
bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena
desain organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.
Desain organisasi yang menimbulkan
rasa
berharga dan motivasi serta mempermudah keluwesan
dan keadaptasian biasanya memiliki karakteristik berikut:
Desain itu relatif sederhana karena tidak memerlukan spesialisasi, melainkan menekankan kepada
peningkatan cakupan pekerjaan.
Desain itu relatif didesentralisasikan karena menekankan pendelegasian wewenang dan
peningkatan kedalaman pekerjaan.
Dan relatif formal sebab menekankan produk dan pelanggan sebagai dasar departementalisasi.
Berikut ini disajikan perbedaan antara model organisasi mekanistik dan organik
pada tabel di bawah ini.
Tabel
Perbedaan
Model Mekanistik
dan
Organik
No. Model Organisasi
Mekanistik
Model Organisasi Organik
1
|
Proses kepemimpinan
tidak
mencakup persepsi tentang
keyakinan
dan
kepercayaan.
Bawahan
merasa tidak
bebas mendiskusikan
masalah dengan
atasan.
|
Proses kepemimpinan
mencakup persepsi tentang
keyakina dan
kepercayaan antara atasan
dan
bawahan dalam segala persoalan.
Bawahan
merasa bebas
mendiskusikan masalah
dengan atasan.
|
2
|
Proses motivasi hanya
menyadap motif fisik, rasa aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
|
Proses motivasi
berusaha
menimbulkan motivasi melalui metode partisipasi.
|
3
|
Proses komunikasi berlangsung
sedemikian rupa
sehingga
informasi mengalir ke bawah
cenderung
terganggu, tidak
akurat, dan
dipandang dengan rasa curiga.
|
Proses komunikasi berlangsung
sedemikian rupa
sehingga
informasi
mengalir
secara bebas ke
seluruh organisasi
yaitu ke atas, kebawah dan kesamping.
|
4
|
Proses interaksi
bersifat
tertutup dan terbatas.
|
Proses interaksi bersifat terbuka
dan ekstensif.
|
5
|
Proses pengambilan keputusan
hanya terjadi di tingkat puncak.
|
Proses pengambilan keputusan
dilaksanakan
di
semua tingkatan
melalui
proses kelompok.
|
6
|
Proses penyusunan
tujuan
dilakukan di tingkat puncak
organisasi
tanpa mendorong
adanya partisipasi.
|
Proses penyusunan tujuan
mendorong
timbulnya partisipasi kelompok
untuk menetapkan sasaran yang tinggi
|
7
|
Proses kendali dipusatkan dan
menekankan upaya memperhalus kesalahan atas
kekeliruan yang terjadi.
|
Proses kendali menyebar
ke
seluruh
organisasi
dan
menekankan pemecahan masalah
dan
pengendalian diri
sendiri.
|
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.3
Komentar
Posting Komentar