KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
NAMA : CAHYANING ARI RAMANDANI
NPM : 11113833
KELAS : 2KA29
Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim
untuk mencapai tujuan tertentu. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah ‘melakukannya dalam kerja’ dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam
hubungan ini sang akhil diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/intruksi.
Teori kepemimpinan dalam organisasi telah berevolusi dari waktu ke waktu ke dalam berbagai jenis dan merupakan dasar
terbentuknya suatu kepemimpinan. Setiap teori menyediakan gaya yang
efektif dalam organisasi. Banyak penelitian manajemen telah menemukan solusi kep emimpinan yang sempurna. Hal ini menganalisis sebagian besar teori terkemuka dan mengeksplorasinya. Dalam teori kepemimpinan, ada beberapa
macam teori di antaranya:
1. Great Man Theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin
besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are
born, not made). Dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat
luar biasa dan
dilahirkan
dengan kualitas istimewa yang
dibawa sejak lahir dan
ditakdirkan menjadi seorang pemimpin di berbagai macam organisasi. Orang yang memiliki kualitas dapat dikatakan orang yang sukses dan disegani oleh bawahannya
serta menjadi pemimpin besar. Senada
dengan hal tersebut,
Kartini Kartono dalam bukunya
membagi definisi teori ini dalam dua poin,
yaitu seorang pemimpin itu tidak dibuat, akan
tetapi terlahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya dan yang kedua dia ditakdirkan lahir menjadi seorang pemimpin dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga. James (1980), menyatakan bahwa setiap jaman memiliki pemimpin
besar.
Perubahan
sosial terjadi karena para pemimpin besar memulai dan memimpin perubahan serta
menghalangi orang lain yang berusaha membawa masyarakat ke arah yang berlawanan.
2. Teori Sifat
Teori sifat kepemimpinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori ini bertolak
dari
dasar pemikiran
bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya. Atas dasar pemikiran
tersebut, timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin
yang
berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin . Menurut Sondang P. Siagian (1994), bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki ciri-ciri ideal di
antaranya:
a. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme,
fleksibilitas,
adaptabilitas, dan orientasi masa depan.
b. Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif.
c. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,
membedakan yang penting dan
yang tidak penting, keterampilan mendidik
dan
berkomunikasi secara efektif.
3. Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori great man.
Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders are made,
not born). Setiap orang
bisa
menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan
dan
pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki
seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan masing-masing. Dasar pemikiran pada teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan
kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola
tingkah laku, dan
bukan dari sifat-sifat (traits) seorang
pemimpin. Alasannya sifat seseorang relatif sukar untuk diidentifikasikan.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a.
Konsiderasi dan struktur inisiasi
b. Berorientasi kepada bawahan dan produksi
4. Teori Kepemimpinan Situasional
Teori kepemimpinan situasional adalah suatu
pendekatan terhadap kepemimpinan yang
menganjurkan pemimpin untuk
memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan
tertentu. Pendekatan ini menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan diagnosa dalam hubungan antara manusia (Monica, 1998). Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis. Dalam teori ini dijelaskan bahwa
seorang pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel situasional. Menurut pandangan perilaku, dengan mengkaji kepemimpinan dari beberapa variabel yang mempengaruhi perilaku akan memudahkan menentukan gaya kepemimpinan yang paling cocok. Teori ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Keefektifan kepemimpinan tidak tergantung pada gaya tertentu terhadap suatu situasi, tetapi tergantung pada ketepatan pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya.
5. Teori Kepemimpinan Karismatik
Dalam teori ini para pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki
kemampuan yang luar biasa. Kemampuan mempengaruhi pengikut bukan berdasarkan pada tradisi atau
otoritas formal tetapi lebih pada persepsi pengikut bahwa pemimpin diberkati dengan bakat supranatural dan kekuatan yang luar biasa. Di mana
kemampuan yang luar biasa tersebut hanya dimiliki oleh orang- orang tertentu dan tidak semua orang memilikinya. Seorang pemimpin dianggap orang yang lebih tahu
apa
yang akan terjadi di kemudian hari.
Karisma berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti “berkat yang terinspirasi secara agung” atau ”pemberian tuhan”.
Seperti kemampuan melakukan keajaiban atau memprediksikan peristiwa masa depan. Para pemimpin
akan lebih
dipandang sebagai karismatik
jika mereka membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi dan mendatangkan
biaya tinggi untuk
mencapai visi yang mereka dukung. Kepercayaan terlihat menjadi komponen
penting dari karismatik dan pengikut akan lebih mempercayai pemimpin yang kelihatan tidak
terlalu termotivasi oleh kepentingan pribadi daripada oleh perhatian terhadap pengikut.
Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak
interaksi personal yang
ada dalam kelompok
. Tipe-tipe pemimpin dalam
tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-
jenisnya antara lain:
a. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri seperti menganggap organisasi sebagai pemilik
pribadi, mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi, menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik, saran
dan
pendapat, terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, dalam
tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum
b. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan
terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang
pemimpin tipe militerisme
berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut yaitu dalam sistem perintah dalam menggerakkan bawahan lebih sering dipergunakan, senang
bergantung kepada pangkat dan jabatannya dalam menggerakkan
bawahan, senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari bawahannya, serta menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
c. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah
seorang
yang
memiliki ciri sebagai berikut yaitu menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa,
bersikap terlalu melindungi (over-protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif, jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
d. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum
berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin
yang demikian mempunyai daya
tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan
tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin
yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan
gaib (supernatural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan
sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain
bukanlah seorang
yang
fisik sehat, John
F Kennedy adalah
seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada
waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Mengenai profil, Gandhi
tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng’.
e. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut yaitu dalam
proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk
yang
termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan
kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan
yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk
berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar
bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan
yang
sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang
lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih
sukses daripadanya, dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang
atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan adalah sebagai berikut:
a. Faktor Kemampuan Personal
b. Faktor Jabatan
c. Faktor Situasi dan Kondisi
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.3
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.3
Komentar
Posting Komentar